Selasa, 01 November 2011

INFO BARU

Buat Anda yang mahasiswa atau seorang guru / dosen yang tinggal di sekitar Banten ( Serang, Cilegon , dan sekitarnya ) dan ingin membeli laptop / notebook / hp, kita siap membantu ya. Kita punya channel di mangga 2 dan ROXI ( Jakarta ). Harga otomatis lebih murah di Jakarta. Untuk info selanjutnya sms / tlp 24 jam di 08159516818, 087771796599 atau di BBM dengan PIN 27711BB1 atau di YM : rahman_abdul7619@yahoo.com

Minggu, 09 Oktober 2011

Materi kuliah stkip banten

Untuk mahasiswa semester 1 Stkip Banten. Ini dia materi pengantar pendidikan ( pertemuan 1 dan 2 ). Silahkan di download kemudian dipahami ya. Kalau ada masalah mari kita diskusikan.
Pengantar pendidikan - makna pendidikan.ppt
PENGANTAR PENDIDIKAN - LANDASAN DAN AZAS_2.doc
atau tinggalkan komentar Anda

Selamat datang mahasiswa baru stkip banten

Sering - sering ya kunjungi blog ini, mudah2an ada manfaatnya. Kala mau bergabung bisnis online ada di asetbersama.com. klik aja dibaca, dipahami dan bisa dapat jutaan / minggu kalo kamu serius. Lumayan kan.

Minggu, 31 Juli 2011

Selamat Menunaikan Ibada Puasa 2011 M

Buat para guru, tidak ada alasan untuk bermalas - malasan dalam mengajar dan mendidik, walaupun kondisi kita dalam berpuasa. Ini sudah komitmen, konsisten, konsekuensi kita dalam mencerdaskan anak bangsa. Kita sudah di gaji / bulan. Marilah kita tingkatkan cara mengajar, kita tingkatkan kualitas kita, kita tingkatkan ibadah kita. Mohon maaf ya, bukan menggurui hanya sekedar mengingatkan aja. makasih

Jumat, 29 Juli 2011

Perlu Anda Baca

Peraturan tentang PNS / dosen yang wajib anda ketahui.

http://www.ziddu.com/download/15863323/pp11tahun2002.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/15863326/PP53-2010.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/15863325/PP-no-37-2009-tentang-dosen.pdf.html

materi lesson study

silahkan di download
http://www.ziddu.com/download/15863006/LESSONSTUDYI.ppt.html

Sabtu, 09 Juli 2011

13 Penyakit GURU

Short message service (SMS) jelas merupakan sarana efektif bagi masyarakat untuk berkomunikasi. Segala jenis informasi bisa disebar hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Selain sebagai sumber berita, SMS juga dapat menjadi sumber belajar dan bahkan dari perspektif negatif, layanan ini juga dapat memberikan pengaruh dan citra buruk bagi sebuah tatanan, baik secara individu maupun kelompok. Beberapa berita atau isu soal gempa di Jakarta, ancaman terorisme, hingga bocornya soal-soal ujian nasional adalah di antara beberapa contoh betapa efektifnya penggunaan SMS.

Di Kota Bekasi (mungkin juga di kota-kota lainnya di Indonesia), khususnya dalam 2 minggu terakhir ini, merebak SMS dari satu guru ke guru lainnya tentang adanya "penyakit" di kalangan para pendekar pendidikan. Bunyi SMS ini memang terasa lucu dan sedikit mengada-ada, tapi dari segi substansi tampaknya kita tak bisa menganggap remeh isu penyakit guru ini. Gejala penyakit ini bahkan menjadi bahan diskusi yang cukup serius di lingkungan para guru, sambil di antaranya mereka mencoba mencocokkan jenis penyakit mana yang sudah ada dalam diri mereka masing-masing.

Inilah bunyi 13 penyakit guru versi SMS itu, yang jika penyakit itu diklasifikasi menjadi tiga jenis keterampilan (skill), yaitu kemampuan personal (kepribadian), metodologis, dan teknis. Pada aspek kemampuan kepribadian guru, penyakit yang disinyalir ada meliputi THT (tukang hitung transport), hipertensi (hiruk persoalkan tentang sertifikasi), kudis (kurang disiplin), dan asma (asal masuk). Banyak sekali dijumpai guru yang selalu berhitung soal pembagian transport dari dana BOS, kecurangan dalam hal proses sertififikasi, kurang disiplin dan masuk sembarangan hanya sekadar memenuhi absensi. Gejala ini sangat umum terjadi di lingkungan guru dan sekolah kita.

Diklasifikasi kedua, yaitu soal aspek metodologis, disinyalir guru bahkan memiliki lebih banyak penyakit. Jenis-jenis penyakitnya, antara lain salesma (sangat lemah sekali membaca), asam urat (asal mengajar, kurang akurat), kusta (kurang strategi), kurap (kurang persiapan), stroke (suka terlambat, rupanya kebiasaan), keram (kurang terampil), serta mual (mutu amat lemah). Aspek metodologis ini memang sangat terkait erat dengan faktor courage dan kesadaran untuk berkembang yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru.

Sedangkan diklasifikasi ketiga yang menyangkut aspek keterampilan, penyakit guru disinyalir adalah TBC (tidak bisa computer) dan gaptek (gagap teknologi). Kita memang tak cukup punya bukti statistik, seberapa banyak sebenarnya jumlah guru yang sampai saat ini belum bisa dan mengerti soal komputer dan makna penting teknologi sebagai bagian dari pengembangan bahan ajar di kelas.

Merebaknya jenis-jenis penyakit di atas, meskipun disampaikan dengan cara dan tujuan untuk melucu, jelas memberi kita gambaran kondisi dan suasana batin para guru kita saat ini. Jika penyakit-penyakit tersebut memang benar adanya, kesalahan pertama harus kita tempakan kepada otoritas pendidikan kita yang salah dalam merumuskan kebijakan soal pengembangan kapasitas profesional guru. Guru seakan lupa pada rumusan dan definisi tentang pendidikan yang tertera dengan amat gamblang di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional kita, yaitu sebagai sebuah "....usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".

Kata "mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran" jelas merujuk dan menuntut para guru untuk kreatif dalam mengembangkan kerangka berpikir dan bahan ajar di sekolah. Karena itu sangat boleh jadi munculnya gejala penyakit seperti disinyalir di atas relevan dengan sistem pendidikan yang membelenggu akal untuk kreatif, terutama bentukan hierarki kurikulum yang rigid dan berorientasi semata pada dunia kerja.

Seorang pengembang masalah kreativitas di dunia pendidikan, Ken Robinson, mengatakan hampir dapat dipastikan seluruh sistem pendidikan di dunia menempatkan Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi (Sains) sebagai acuan utama tingkat keunggulan sebuah sekolah. Semakin banyak anak yang memiliki kemampuan Matematika dan Sains, semakin prestisiuslah sekolah tersebut. Sebab itu, bidang studi ini memperoleh jam yang begitu tinggi di sekolah, termasuk di antaranya di Indonesia.

Sekolah kita tak memiliki laboratorium seni dan musik yang cukup, juga perpustakaan yang mengoleksi buku-buku sastra yang memadai untuk menumbuhkan kreativitas anak untuk bergerak. Seluruh sekolah kita lebih banyak mengajarkan Matematika dan Sains yang hanya mengandalkan otak dan pikiran, tetapi tak memberi porsi yang cukup kepada anggota tubuh yang lain, seperti badan, tangan, dan kaki untuk bergerak. Berapa jam anak kita mengikuti pelajaran tari dan olahraga di sekolah dalam satu minggu, dan lebih banyak mana ketika anak-anak kita belajar Matematika dan Sains?

Kritik Ken Robinson sangat masuk akal sehingga dia mengatakan kebanyakan guru di sekolah saat ini menganggap bahwa badan, tangan, dan kaki mereka hanya sebagai alat transportasi kepala mereka yang penuh rumus dan terkadang membingungkan. Efek seperti ini dapat menjadikan seseorang mati rasa, antisosial, dan menjadi sangat arogan cara berpikir dan bertindaknya. Dalam rumus tak ditoleransi kesalahan. Padahal sebuah kesalahan, dalam teori belajar, merupakan awal dari sebuah kreativitas besar.

Sumber : klubguru.com

Menjadi guru yang bermutu

Semoga Sukses Ikatan Guru Indonesia (IGI) dari Pendidikan.Network. Semoga Bersama Kita Dapat Menuju Guru dan Pendidikan Yang Bermutu dan Mencapaikan Tujuan Bangsa Yang Cerdas.

Kami di Pendidikan.Network ingin membantu mengimplementasikan program pendidikan bermutu (dari KemDikNas) "Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)," secara nasional. PAKEM sudah terbukti berhasil di ribuan sekolah di Indonesia tetapi sampai sekarang hanya dilaksanakan secara efektif di sebagian kecil sekolah kita karena jumlah SDM yang diperlui untuk melaksanakan pelatihan secara langsung di hampir 300.000 sekolah tidak terjangkau. Beberapa tantangan lagi adalah guru-guru kurang mengerti keuntungan dari prosesnya karena banyak guru sendiri kelihatannya belum mengalami pembelajaran-aktif maupun kontekstual waktu mereka belajar, jadi niat guru untuk merubah kelihatannya adalah rendah, sama rendah dengan kemampuan mereka untuk melaksanakan pembelajaran-aktif.

Cara kami untuk membantu melaksanakan perkembangan mutu pendidikan adalah oleh nemberdayakan guru-guru di lapangan dengan informasi yang tepat dan dapat dimanfaatkan secara langsung.

Program kami untuk meningkatkan mutu guru adalah berbasis keadaan di lapangan (dapat mulai di semua sekolah di seluruh daerah sekarang) maupun menggunakan strategi-strategi yang memengarah ke Guru Yang Profesional, yaitu Guru Yang Mau Bertanggungjawab dan Aktif untuk Meningkatkan Kemampuan dan Profesionalisme Sendiri (Guru Yang Dapat Mandiri - Meningkatkan Profesionalisme Secara Swadaya). Kalau guru kita tidak dapat mandiri, bagaimana kita dapat berharap pelajar kita dapat mandiri?

Di Indonesia kita mendorong konsep "Life-Long Learning", Apakah Guru Sendiri Tidak Dapat Belajar Secara Mandiri? Apakah ini masalah dengan mutu guru kita, atau masalah yang diulangkan terus karena mind-set dan paradigma Pelatih Guru kita? Siapa yang paling beruntung dari kegiatan-kegiatan pelatihan guru? Kalau kita menuju guru kreatif dan profesional, pelatih-pelatih guru kita juga harus sangat profesional (menganalisa dan mencari solusi-solusi yang lebih baik dan profesional) Mengapa kita terus melanjutkan strtategi-strategi yang gagal dan tidak mungkin dapat dilaksanakan secara rutinitas untuk semua guru kita?

Kami sudah menyaksikan bahwa pelatihan yang dilaksanakan di luar sekoloah (yang tidak mengkaitkan semua stakeholders) terus gagal karena itu kebudayaan sekolah yang seringkali menggagalakan rencana untuk perubahan. Menggunakan ICT dan Internet untuk pembelajaran secara nasional tidak rialistik, kan?, maupun mengancam mutu pendidikan kita, kan?. Internet sendiri dapat menambah tantangan dan tidak efektif menghadapi isu-isu penting terkait Pelajar Yang Cerdas, kan? Maupun kayaknya "Facebook Sebabkan Mahasiswa Malas dan Bodoh". Bagaimana Dengan Siswa-Siswi Sekolah?.

Website kami sebagai sumber informasi untuk membantu meningkatan pengertian terhadap isu-isu perkembangan guru, juga downloads kami sebagai salah satu strategi untuk menyampaikan bahan pembelajaran ke Guru Pembina Perkembangan Sekolah (guru yang sudah cukup berpengalaman dengan Pembelajaran-Aktif). Kita tidak menggunakan ICT dalam proses pembelajaran karena proses meningkatkan mutu guru perlu pembelajaran-aktif, yang hanya dapat dilaksanakan oleh guru. Bahan kami dimanfaatkan oleh guru pembina untuk melaksanakan program perkembangan mutu pendidikan dengan semua guru yang mau berpartisipasi. Untuk sekolah yang belum dapat mengakses Internet (atau belum ada listrik :-) bahan-bahan dapat disampaikan lewat pos biasa.
Teknologi Canggih Hanya Sebagai Distraksi Dari Isu Yang Betul Penting - Metodologi!

Kami mendukung Program Peningkatan Mutu Berbasis-Sekolah yang sangat Rialistik, Terjangkau dan Menuju Profesionalisme (Perkembangan Mutu Tanpa Batas).

Dengan strategi begini kita dapat memanfaatkan teknologi secara efisien dan efektif, dan tidak mengancam kreativitas yang terkait dengan metodologi e-Learning atau Multi-Media-Based Learning, maupun tidak membuang waktu guru, guru-nya tidak terpaksa mengakses atau mendownload bahan secara masing-masing (atau belajar online). Metodologi ini juga sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran aktif (Di-Implementasikan Secara Aktif).

Di Indonesia, pada umum, kita sudah lama mengutamakan pengetahuan, yang dipercaya adalah indikator kecerdasan bangsa. Tetapi selama beberapa tahun terakhir ini kami sudah terpaksa menghadapi beberapa isu yang mengancam perkembangan negara kita termasuk Jumlah Pengangguran, Lulusan Kita Kurang Kreatif, Inovatif, dan Tidal dapat Mandiri, dan isu-isu seperti Moral dan Karakter Bangsa - yang hanya dapat diatasi oleh pendidikan yang Holistik, Relevan dan Berarti.

Kita sudah membaca banyak informasi dari luar negeri mengenai konsep "Knowledge-Based" Society yang diterjemahkan menjadi Society "yang Berbasis-Pengetahuan". Tetapi pengetahuan saja, tanpa pikiran kritis, kemampuan analisis, sintesis, inovasi, dan kreativitas, dll. yang dikembangkan oleh pendidikan yang bermutu jelas tidak dapat mencapaikan bangsa yang cerdas.

Kita kayaknya tidak memperhatikan faktor utama di negara-negara lain yang mendukung konsep "Knowledge-Based Society", yaitu, mereka terus melaksanakan metodologi pembelajaran yang mengajak dan mengembangkan bangsa yang cerdas dan mampu menggunakan "knowledge" secara efektif, yaitu "Pembelajaran-Aktif dan Kontekstual" (PAKEM), yang adalah fondasi perkembangan SDM (manusia yang berkualitas, yang diberdayakan oleh pendidikan yang "Holistik dan Relevan").

Kita sudah puluhan tahun menyaksikan bahwa program-program berbasis pelatihan guru di luar sekolah-nya gagal meningkatkan kemampuan guru secara signifikan (sampai mutu pendidikan kita sudah menjadi krisis). Mengapa begini? Isu utama adalah motivasi guru untuk ikut program-program pelatihan begini (pada umum) adalah ekstrinsik (misalnya tinggal di hotel mewah, makanan disediakan, juga insentif eksrinsik yang lain-lain), bukan motivasi yang intrinsik yang mengutamakan profesionalisme. Juga seringkali guru-guru yang ikut kegiatan di luar sekolah bukan guru yang terbaik atau mampu utuk mengimplementsikan perubahan (Change) dan gagal.

Isu kedua adalah kebudayaan di sekolah guru-nya sendiri yang seringkali tidak mendukung perubahan (kemajuan), jadi setelah program pelatihan sudah selesai mereka kembali ke sekolahnya dan terus melaksanakan pembelajaran sesuai kebudayaan sekolah (tanpa kemajuan).

Kami sangat mengerti bahwa "kita dapat mengantar kuda ke sungai, tetapi kita tidak dapat memaksakan kuda-nya minum". Jadi supaya kita adalah hemat dan efisien anggaran dan SDM kita, kita akan terfokus kepada sekolah-sekolah yang ingin mengarah ke Sekolah Berstatus "Sekolah Berkualitas".

Dan karena tantangan yang sangat penting seringkali adalah kebudayaan sekolah yang melawan perubahan, kita juga meminta persetujuan dan dukungan oleh Kepala Sekolah di sekolah masing-masing sebelum kita akan membagi SDM ke sekolah-sekolah.

Semua guru di seluruh Indonesia dapat ikut melaksanakan program kami karena program kami adalah Berbasis-Swadaya, program-nya berlangkah-langkah (sederhana), dan dapat diakses oleh Internet di warnet saja atau dapat dikirim lewat pos. Tetapi kami tidak dapat menjaminkan bantuan oleh SDM kami kepada sekolah yang tidak memberi komitmen bahwa mereka ingin maju dan siap merubah.

Kami adalah sangat konsern dengan perkembangan SDM bangsa kita dan kemajuan negara, dan kepercayaan kami sangat didukung oleh saran Wakil Menteri Pendidikan Nasional Profesor Fasli Jalal....

sumber: gurubermutu.com

Rabu, 22 Juni 2011

Pendaftaran Peserta Didik Baru

Berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan bahwa pendaftaran peserta didik baru dimulai tanggal 20 Juni sampai dengan 25 Juni 2011 berlaku SD sampai SMA / Sederajat.
Syarat -syarat pendaftaran :
1. Daftar Nilai Ujian Nasional dan SKL ( Surat keterangan lulus )
2. FC ijazah 2 lembar
3. Photo masing - masing 2x3,3x4 sebanyak 4 lembar )
4. Formulir dan pernyataan siswa ,biasanya telah disediakan panitia )
5. Akta kelahiran
7. FC. sahadah diniyah untuk SMP
Informasi lebih jelas, bisa ditanyakan ke panitia PSB tiap sekolah yang dituju.

Rabu, 15 Juni 2011

Penting Untuk Di BACA

Gerhana bulan total , akan terjadi pada
Inline Attachment Follows: 344201492.txt

Himpunan Fisika Indonesia - HFI
http://www.opi.lipi.go.id/situs/hfi/

Jumat, 03 Juni 2011

Bagaimana menjadi guru profesional

I. PENDAHULUAN
Kata Profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta standar layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.

Suatu profesi memerlukan kompetensi khusus yaitu kemampuan dasar berupa ketrampilan menjalankan rutinitas sesuai dengan petunjuk, aturan, dan prosedur teknis.

Untuk memudahkan pembahasan, maka pada tulisan ini akan dibahas tentang :

1. Apa konsep profesi?

2. Persyaratan apa yang diperlukan untuk menjadi profesional?

3. Strategi yang bagaimana agar profesi guru dapat meningkat?


II. KONSEP PROFESI
A. Pengertian Profesi

Pernahkah anda mendengar istilah profesi? Bukankankah kita sering mendengar istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari? Kita sering mendengar orang bertanya: "apa profesi dia?". Atau ada perkataan: "dia berprofesi sebagai dokter", profesinya sebagai arsitek", "profesi ayah saya pengusaha", profesi saya guru", dan sebagainya. Terkesan profesi itu sama artinya dengan pekerjaan atau jabatan. Betulkah demikian? Jika tidak, lantas apa yang membedakannya? Marilah kita cermati istilah profesi secara baik agar kita tidak keliru menafsirkannya

Profesi sebagai kata benda berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Profesional sebagai kata sifat berarti memerlukan kepandaian khusus untuk melaksanakannya. Secara etimologi, profesi berasal dari istilah bahasa Inggris profession atau bahasa Latin profecus yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu (Sudarwan Danin, 2002:20). Mengutip pendapat Ornstein dan Levine, Soetjipto (2004;15) mengemukakan bahwa profesi adalah memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak semua orang dapat melakukannya) dan memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang. Selanjutnya Nana Sudjana (Uzer Usman, 2001:14) pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas tentang pengertian profesional, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa profesi adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.


B. Syarat-syarat Profesi

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I pada tahuan 1988 (Made Pidarta, 2000:266) menentukan syarat-syarat suatu pekerjaan profesional sebagai berikut : (1) atas dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu serta untuk jangka waktu yang lama, (2) telah memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, (3) dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur, dan anggaan-anggapan dasar yang sudah baku sebagai pedoman dalam melayani klien, (4) sebagai pengabdian kepada masyarakat, bukan mencari keuntungan finansial, (5) memiliki kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif dalam melayani klien, (6) dilakukan secara otonom yang bisa diuji oleh rekan-rekan seprofesi, (7) mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan (8) pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan

Muchlas Samani dkk (2003:3-4) mengemukakan syarat-syarat profesi meliputi: (1) memiliki fungsi yang signifikan dalam kehidupan masyarakat dimana profesi berada, (2) memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat awam pada umumnya, (3) keahlian yang diperlukan dikembangkan berdasarkan disiplin ilmu yang jelas dan sistematik, (4) memerlukan pendidikan atau pelatihan yang panjang, sebelum seseorang mampu memangku profesi tersebut, (5) memiliki otonomi dalam membuat keputusan yang terkait dengan ruang lingkup tugasnya, (6) memiliki kode etik jabatan yang menjelaskan bagaimana profesi itu harus dilaksanakan oleh orang-orang yang memegangnya, (7) memiliki organisasi profesi yang merupakan tempat pemegang profesi berasosiasi dan mengembangkan profesi tersebut.

Bila kita bandingkan persyaratan yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, dapatlah disimpulkan pernyataannya hampir sama dan saling melengkapi. Dengan demikian bahwa persyaratan profesi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pilihan terhadap jabatan itu didasari oleh motivasi yang kuat dan merupakan panggilan hidup orang bersangkutan

2. Telah memiliki ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang bersifat dinamis dan terus berkembang

3. Ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus tersebut diatas diperoleh melalui studi dalam jangka waktu lama

4. Punya otonomi dalam bertindak ketika melayani klien

5. Mengabdi kepada masyarakat atau berorientasi kepada layanan sosial, bukan untuk mendapatkan keuntungan finansial semata

6. Tidak mengadvertensikan keahliannya untuk mendapatkan klien

7. Menjadi anggota organisi profesi

8. Organisasi tersebut menentukan persyaratan penerimaan anggota, memmbina profesi anggota, mengawasi prilaku anggota, memberi sanksi, dan memperjuangkan kesejahteraan anggota.

9. Memiliki kode etik profesi

10. Punya kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper yang diakui oleh masyarakat

11. Berhak mendapat imbalan yang layak

Jika syarat tersebut diatas dijadikan acuan, sepertinya tidak semua jenis pekerjaan atau jabatan dapat dikategorikan sebagai profesi


III. STRATEGI MENJADI GURU PROFESIONAL

Apakah jabatan guru dapat disebut sebagai suatu profesi?. Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu.

Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal, dan sosial. Seseorang dianggap profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif. Pengembangan wawasan dapat dilakukan melalui forum pertemuan profesi, pelatihan ataupun upaya pengembangan dan belajar secara mandiri.

Sejalan dengan hal di atas, seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know), keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be), keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together).

Berangkat dari makna dan syarat-syarat profesi sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu, maka dalam rangka pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain :

A. Berpartisipasi didalam pelatihan atau in servie training.

Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-service atau in-service. Model pelatihan ini berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional, karena penekanannya lebih kepada evaluasi performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta pelatihan.

B. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya.

Dengan membaca dan memahami banyak jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru, maka guru dengan sendirinya dapat mengembangkan profesionalisme dirinya. Selanjutnya untuk dapat memberikan kontribusi kepada orang lain, guru dapat melakukan dalam bentuk penulisan artikel/makalah karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme guru yang bersangkutan maupun orang lain.


C. Berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah.

Pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama dari kegiatan pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu. Partisipasi guru pada kegiatan tersebut akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

D. Melakukan penelitian seperti PTK.

Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan guru lain dalam rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktek pembelajaran secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. Dalam hal ini guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak pada peningkatan profesionalisme guru.

E. Partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional.

Ikut serta menjadi anggota orgnisasi profesional juga akan meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi profesional biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat. Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat utuh bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak organisasi yang dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya.

F. Kerjasama dengan tenaga profesional lainnya di sekolah

Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk memperoleh pertolongan atau informasi mutakhir akan lebih mudah jika berkomunikasi dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama. Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk bekerjasama berbagai kegiatan lain (misalnya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program sekolah) dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite sekolah), guru dan staf lain yang profesional dapat menolong guru dalam memutakhirkan pengetahuannnya. Berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru untuk terus memperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus membuat perencanaan untuk mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam prolehan informasi, maka guru semakin merasakan akuntabel, dan semakin guru merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk mengembangkan dirinya.

IV. KESIMPULAN

1. Suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Atas dasar pengertian ini ternyata pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya

2. Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Karena itu diperlukan syarat-syarat diantaranya adanya motivasi yang kuat, memiliki pengetahuan dan keterampilan, pengabdian, memiliki kode etik, dan berhak mendapatkan imbalan

3. Kriteria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan, merupakan karier hidup dan keanggotaan yang permanen,menentukan baku prilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional, dan mempunyai kode etik yang diataati oleh anggotanya.

4. Berangkat dari makna dan syarat-syarat profesi sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu, maka dalam rangka pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain berpartisipasi didalam pelatihan atau in servie training, membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya, berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah, melakukan penelitian seperti PTK, partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional, kerjasama dengan tenaga profesional lainnya di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Profesi Pendidik, 2008. Pedoman Penilaian Guru Berprestasi. Jakarta : Depdikns

Made Pidarta, 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta : Renika Cipta

Muchlas Samani, dkk, 2003. Pembinaan Profesi Guru. Jakarta : Depdiknas

Moh. Uzer Usman, 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana, 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Soetjipto, 2004. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta

Sudarwan Danim, 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Bab I pasal 1 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.


Sumber : Saipurrahman

Widyaiswara Madya LPMP Kalsel

Selasa, 29 Maret 2011

Pengelolaan kelas

Salah satu tugas guru sebelum KMB berlangsung adalah pengelola kelas dengan baik. Kenapa ? Jika kelas acak - acakan bagaimana suasana akan kondusif ?jika kelas kotor tidak nyaman untuk belajar. selengkapnya di download ya...
PENGELOLAAN KELAS DAN PENATAAN KELAS_2.ppt

Sabtu, 26 Februari 2011

Pendidikan Profesi Guru Belum Jelas

Pemerintah pusat dan daerah saling lempar tanggungjawab soal pendanaan penyelenggaraan PPG. Hal ini mengakibatkan kuota guru 13.000 guru untuk dididik sampai juli 2011 bisa tak tercapai ( kompas, 26 Februari 2011)
Sebenarnya apakah PPG ini sangat penting ? Bagaimana pendapat Anda tentang guru yang sudah bersertifikat ? Apakah ada bedanya dengan guru yang belum tersertifikasi ?Siapa yang lebih bagus guru yang sudah bersertifikat atau guru yang belum bersertifikat ?Bagaimana komentar anda tentang ini ? Ditunggu ya, jawabannya.

Selasa, 15 Februari 2011

Kecerdasan tidak hanya ditentukan IQ saja


Sebenarnya kalau kita sadar kita dianugerahi kemampuan otak yang nyaris tak terbatas dalam belajar dan berkreativitas. Konsep kecerdasan tes IQ ( Alfred Binet, 1857 - 1911 ) mempunyai 2 kelemahan ; Kelemahan pertama adalah dianutnya gagasan bahwa kcerdasan ditentukan saat lahir dan tak dapat diubah. Kelemahan kedua pada konsep kecerdasan yang umum dianut adalah gagasan bahwa keterampilan verbal maupun penalaran matematis yang diukur oleh tes IQ merupakan syarat mutlak kecerdasan. Pandangan sempit mengenai kecerdasan ini telah ditolak mentah - mentah oleh penelitian psikologis terkini. Dalam karyanya yang kini menjadi buku anutan, Frames of mind ( 1983 ) memperkenalkan teori kecerdasan majemuk, yang mengungkapkan bahwa kita masing - masing memiliki sekurang - kurangnya tujuh kecerdasan yang dapat diukur. Ke tujuh kecerdasan itu adalah sebagai berikut :
a. Logis - matematis - Stephen Hawking
b. Verbal - Linguistik - william Shakespeare
c. Spasial - mekanis - Michelangelo, Georgia O'Keeffe
d. Musik - Mozart - Ella Fitzgerald
e. Jasmaniah - kinestetik - Muhammad Ali
f. Antar pribadi - sosial - Nelson mandela, Mahatma Gandhi
g. Intrapribadi ( Pemahaman diri ) - Bunda Teresa, Viktor Frankl.

Minggu, 13 Februari 2011

Kesehatan Mental

Menurut Webster Dictionary, mental adalah way of thinking berkenaan dengan pikiran / gangguan saraf / kejiwaan.
Menurut Dr. Zakiah darajat ( 1996 ) kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala - gejala penyakit jiwa. Ada 2 faktor yang mempengaruhi mental sehat seseorang yaitu ; faktor internal dan faktor eksternal. Adapun ciri - ciri mental sehat adalah :
a. jujur ( sidik )
b. Terpercaya ( amanah )
c. Adil
d. Konsisten
e. Dapat bekerjasama.
Sedangkan ciri - ciri sifat mental produktif adalah :
a. produktif
b. berinisiatif
c. bekerja keras
d. bersemangat
e. berpikir jauh ke depan
f. menghargai waktu
g. dan tekun.
Demikian segelumit tentang kesehatan mental. Apakah Anda termasuk bermental sehat dan bermental produktif ?

Jumat, 21 Januari 2011

Buat Guru/ Dosen

Buat guru / dosen khususnya dan pembaca blog ini umumnya, Saya informasikan ada situs/web sosial ( situs jaringan pertemanan ) yang bisa mendapatkan dolar yaitu di
http://r.yuwie.com/arhmandra
mari bergabung

Selasa, 11 Januari 2011

Puluhan Siswa Belajar di Teras

Waduh., Zaman modern begini masih ada siswa yang belajar di teras sekolah karena 4 dari 7 lokal kelasnya rusak. Demikian yang terjadi di SDN Ciceri Indah Kota Serang ( Radar Banten hal. 13, edisi Kamis 6 Jan 2011 ). Kepala SDN Ciceri Indah mengatakan 4 ruang tidak memiliki plafon, atap yang terbuat dari seng sudah bolong, jadi kalau musim hujan akan bocor.
Yang jadi masalah adalah apakah tidak ada perhatian dari pemerintah kota Serang ? Bagaimana menurut Anda menyikapi masalah ini ?
Silahkan dikasih Comentnya ?

ziddu.com